Perbedaan antara Nabi dan Rasul
Pengertian Bahasa (Etimologi)
1. Nabi
Nabi berasal dari asal kata “An Naba’” yang berarti “Berita” Allah subhaana wa ta'ala berfirman :
“Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar”(QS. An Naba’:1-2)
Dikatakan “Nabi” karena ia adalah orang yang mengabarkan dan yang dikabarkan. “Dikabarkan” dalam artian bahwa para nabi adalah orang yang diberikan kabar oleh Allah subhaana wa ta'ala dan “Mengabarkan” karena mereka mengabarkan perintah-perintah dan wahyu-wahyu dari Allah subhaana wa ta'ala, Allah subhaana wa ta'ala berfirman :
“Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim”.(QS. Al Hijr:51)
2. Rasul
Rasul berasal dari kata “Al Irsal” yang berarti “Utusan”, atau dengan kata lain bahwa seorang rasul adalah orang yang diutus untuk suatu urusan yang penting. Allah subhaana wa ta'ala berfirman :
“Dan sesungguhnya aku akan mengirim rasul (utusan) kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh rasul-rasul (utusan-utusan) itu.”.(QS. An Naml :53)
Dan dikatakan “Rasul” karena mereka adalah utusan-utusan Allah subhaana wa ta'ala , sebagaimana firman-Nya :
“Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut.”.(QS. Al Mu’minun :44)
Setiap Rasul yang diutus oleh Allah subhaana wa ta'ala membawa risalah sendiri-sendiri yang dengannya dibebankan atas mereka untuk mengemban, menyampaikan dan mengikuti risalah tersebut.
Perbedaan antara Nabi dan Rasul
Telah bermunculan berbagai pendapat tentang perbedaan antara nabi dan rasul, diantaranya :
1. Tidak ada perbedaan antara nabi dan rasul
Pendapat ini tidaklah benar hal ini ditunjukkan oleh beberapa dalil diantaranya :
a. Penyebutan jumlah nabi dan jumlah rasul yang berbeda, dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam ahmad dari shahabat Abu Dzar Al Ghifari, hal ini menunjukkan bahwa nabi dan rasul memiliki perbedaan.
b. Firman Allah subhaana wa ta'ala :
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu…”.(QS. Al Hajj:52)
Ayat di atas memberikan suatu isyarat bahwasanya nabi dan rasul memiliki perbedaan.
2. Rasul lebih umum dibandingkan nabi, karena rasul adalah orang yang diberikan syariat melalui wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada ummatnya, sedangkan nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu namun tidak diperintahkan kepada mereka untuk menyampaikannya. Dengan kata lain bahwa setiap rasul adalah nabi namun tidak semua nabi adalah rasul. Pendapat ini banyak diperpegangi oleh banyak ulama.
Namun pendapat ini juga tidak sepenuhnya benar, karena apabila perbedaan yang mendasar antara nabi dan rasul adalah diperintahkan dan tidak diperintahkannya menyampaikan wahyu maka ini merupakan pendapat yang keliru hal ini dapat dilihat dari beberapa dalil-dalil yang ada diantaranya :
a. Firman Allah subhaana wa ta'ala :
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi…”(QS. Al Hajj:52)
Ayat diatas secara jelas menyebutkan bahwasanya seorang nabi mempunyai kedudukan yang sama dengan seorang rasul yaitu menjadi utusan Allah. Dan tidaklah seorang utusan tersebut diutus kecuali diperintahkan atas mereka untuk menyampaikan wahyu yang mereka dapatkan.
b. Menginggalkan “Penyampaian” merupakan suatu bentuk penyembunyiaan wahyu Allah subhaana wa ta'ala , dan Allah subhaana wa ta'ala tidaklah menurunkan wahyu-Nya untuk disembunyikan dan dipendam di dalam hati seorang manusia yang kemudian wahyu tersebut hilang dengan wafatnya orang tersebut.
c. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
“Telah diperhadapkan kepadaku sekelompok manusia, maka saya seorang nabi dan bersamanya sejumlah orang dan ada pula seorang nabi dan bersamanya hanya seorang atau dua orang, bahkan adapula seorang nabi yang tidak seorangpun bersamanya…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits diatas menjelasakan bahwa setiap nabi juga mempunyai tugas yang sama dengan seorang rasul yaitu menyempaikan wahyu yang didapatkan untuk ummatnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sekelompok orang yang menjadi pengikut tiap nabi, hanya saja jumlah mereka yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat usaha tiap nabi tersebut dalam menda’wahkan risalah yang mereka bawa kepada ummatnya.
Dari pengertian-pengertian yang ada maka pendapat yang benar –insya Allah- tentang perbedaan antara nabi dan rasul adalah, bahwasanya rasul adalah orang yang diutus oleh Allah subhaana wa ta'ala dengan membawa syari’at yang baru sedangkan nabi adalah orang yang diutus oleh Allah subhaana wa ta'ala untuk mengajarkan dan mengikuti syariat yang sebelumnya, hal ini didasarkan pada beberapa dalil diantaranya :
1. Hadits yang diriwayatkan oleh shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Adalah Kaum bani israil mempunyai banyak dan setiap nabinya saling berkaitan dengan nabi sebelumnya, tiap kali seorang nabi wafat maka akan muncul nabi yang baru” (HR. Bukhari dan Muslim), dan semua nabi-nabi bani israil ini diutus di atas syariat yang satu yaitu syariat yang dibawa oleh Musa alaihissalam yaitu “Taurat”, dan disamping itu mereka juga mendapatkan wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikan wahyu-wahyu tersebut kepada ummat mereka, seperti yang terdapat dalam firman Allah subhaana wa ta'ala :
Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang." Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?" Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim”(QS. Al Baqarah:246)
Ayat diatas menunjukkan bahwasanya seorang nabi dari nabi-nabi Bani Israil mendapatkan wahyu dari Allah subhaana wa ta'ala berupa perintah untuk berperang kepada kaumnya, dan tidaklah kaumnya tersebut mengetahui isi wahyu yang diturunkan kepada nabi tersebut kecuali dengan jalan menyampaikan wahyu yang ia dapatkan.
Jumlah nabi dan rasul
Allah subhaana wa ta'ala dengan hikmah-Nya telah mengutus pada setiap kaum seorang nabi,-kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam karena beliau diutus untuk seluruh ummat-, dan tidaklah Allah subhaana wa ta'ala mengadzab suatu kaum kecuali telah di datangkan sebelumnya hujjah (penjelasan) melalui seorang nabi, Allah subhaana wa ta'ala berfirman :
“…Dan Kami tidak akan meng`azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”.(QS. Al Isra’:15)
Allah subhaana wa ta'ala telah menyebutkan beberapa nabi dan rasul di dalam Al Qur’an sebanyak 25 orang di banyak ayat, namun hal tersebut bukanlah batasan jumlah nabi dan rasul yang pernah diutus dipermukaan bumi ini, bahkan Allah subhaana wa ta'ala telah mengutus nabi dan rasul dalam jumlah yang banyak, sebagaimana yang diisyaratkan dalam Al Qur’an, Allah subhaana wa ta'ala berfirman :
“…Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan”.(QS. Fathir:24)
dan di dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menyebutkan secara jelas jumlah para nabi dan rasul, diriwayatkan oleh Abu Dzar radhiyallahu 'anhu ia berkata :
“Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berapakah jumlah para rasul?”, beliau bersabda :”Lebih dari tiga ratus orang dan itu merupakan jumlah yang banyak” (HR. Ahmad)
Diriwayat lain Abu Dzar berkata :
”Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berapakah jumlah para nabi ? Beliau bersabda : “Seratus dua puluh empat ribu, dan tiga ratus lima belas orang diantaranya adalah para rasul, hal itu merupakan jumlah yang banyak” (HR. Ahmad)
Banyaknya jumlah nabi dan rasul ini menunjukkan bahwasanya para nabi dan rasul yang di ketahui namanya hanya sedikit padahal masih terdapat lebih banyak lagi para nabi dan rasul yang tidak diketahui namanya, hal ini telah diisyaratkan di dalam Al Qur’an di banyak ayat, diantaranya firman Allah subhaana wa ta'ala :
Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu.”.(QS. An Nisaa’:164)
Dan diayat lainnya Allah subhaana wa ta'ala berfirman :
"Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.”(QS. Gafir:78)
Pengertian Bahasa (Etimologi)
1. Nabi
Nabi berasal dari asal kata “An Naba’” yang berarti “Berita” Allah subhaana wa ta'ala berfirman :
“Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar”(QS. An Naba’:1-2)
Dikatakan “Nabi” karena ia adalah orang yang mengabarkan dan yang dikabarkan. “Dikabarkan” dalam artian bahwa para nabi adalah orang yang diberikan kabar oleh Allah subhaana wa ta'ala dan “Mengabarkan” karena mereka mengabarkan perintah-perintah dan wahyu-wahyu dari Allah subhaana wa ta'ala, Allah subhaana wa ta'ala berfirman :
“Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim”.(QS. Al Hijr:51)
2. Rasul
Rasul berasal dari kata “Al Irsal” yang berarti “Utusan”, atau dengan kata lain bahwa seorang rasul adalah orang yang diutus untuk suatu urusan yang penting. Allah subhaana wa ta'ala berfirman :
“Dan sesungguhnya aku akan mengirim rasul (utusan) kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh rasul-rasul (utusan-utusan) itu.”.(QS. An Naml :53)
Dan dikatakan “Rasul” karena mereka adalah utusan-utusan Allah subhaana wa ta'ala , sebagaimana firman-Nya :
“Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut.”.(QS. Al Mu’minun :44)
Setiap Rasul yang diutus oleh Allah subhaana wa ta'ala membawa risalah sendiri-sendiri yang dengannya dibebankan atas mereka untuk mengemban, menyampaikan dan mengikuti risalah tersebut.
Perbedaan antara Nabi dan Rasul
Telah bermunculan berbagai pendapat tentang perbedaan antara nabi dan rasul, diantaranya :
1. Tidak ada perbedaan antara nabi dan rasul
Pendapat ini tidaklah benar hal ini ditunjukkan oleh beberapa dalil diantaranya :
a. Penyebutan jumlah nabi dan jumlah rasul yang berbeda, dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam ahmad dari shahabat Abu Dzar Al Ghifari, hal ini menunjukkan bahwa nabi dan rasul memiliki perbedaan.
b. Firman Allah subhaana wa ta'ala :
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu…”.(QS. Al Hajj:52)
Ayat di atas memberikan suatu isyarat bahwasanya nabi dan rasul memiliki perbedaan.
2. Rasul lebih umum dibandingkan nabi, karena rasul adalah orang yang diberikan syariat melalui wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada ummatnya, sedangkan nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu namun tidak diperintahkan kepada mereka untuk menyampaikannya. Dengan kata lain bahwa setiap rasul adalah nabi namun tidak semua nabi adalah rasul. Pendapat ini banyak diperpegangi oleh banyak ulama.
Namun pendapat ini juga tidak sepenuhnya benar, karena apabila perbedaan yang mendasar antara nabi dan rasul adalah diperintahkan dan tidak diperintahkannya menyampaikan wahyu maka ini merupakan pendapat yang keliru hal ini dapat dilihat dari beberapa dalil-dalil yang ada diantaranya :
a. Firman Allah subhaana wa ta'ala :
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi…”(QS. Al Hajj:52)
Ayat diatas secara jelas menyebutkan bahwasanya seorang nabi mempunyai kedudukan yang sama dengan seorang rasul yaitu menjadi utusan Allah. Dan tidaklah seorang utusan tersebut diutus kecuali diperintahkan atas mereka untuk menyampaikan wahyu yang mereka dapatkan.
b. Menginggalkan “Penyampaian” merupakan suatu bentuk penyembunyiaan wahyu Allah subhaana wa ta'ala , dan Allah subhaana wa ta'ala tidaklah menurunkan wahyu-Nya untuk disembunyikan dan dipendam di dalam hati seorang manusia yang kemudian wahyu tersebut hilang dengan wafatnya orang tersebut.
c. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
“Telah diperhadapkan kepadaku sekelompok manusia, maka saya seorang nabi dan bersamanya sejumlah orang dan ada pula seorang nabi dan bersamanya hanya seorang atau dua orang, bahkan adapula seorang nabi yang tidak seorangpun bersamanya…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits diatas menjelasakan bahwa setiap nabi juga mempunyai tugas yang sama dengan seorang rasul yaitu menyempaikan wahyu yang didapatkan untuk ummatnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sekelompok orang yang menjadi pengikut tiap nabi, hanya saja jumlah mereka yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat usaha tiap nabi tersebut dalam menda’wahkan risalah yang mereka bawa kepada ummatnya.
Dari pengertian-pengertian yang ada maka pendapat yang benar –insya Allah- tentang perbedaan antara nabi dan rasul adalah, bahwasanya rasul adalah orang yang diutus oleh Allah subhaana wa ta'ala dengan membawa syari’at yang baru sedangkan nabi adalah orang yang diutus oleh Allah subhaana wa ta'ala untuk mengajarkan dan mengikuti syariat yang sebelumnya, hal ini didasarkan pada beberapa dalil diantaranya :
1. Hadits yang diriwayatkan oleh shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Adalah Kaum bani israil mempunyai banyak dan setiap nabinya saling berkaitan dengan nabi sebelumnya, tiap kali seorang nabi wafat maka akan muncul nabi yang baru” (HR. Bukhari dan Muslim), dan semua nabi-nabi bani israil ini diutus di atas syariat yang satu yaitu syariat yang dibawa oleh Musa alaihissalam yaitu “Taurat”, dan disamping itu mereka juga mendapatkan wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikan wahyu-wahyu tersebut kepada ummat mereka, seperti yang terdapat dalam firman Allah subhaana wa ta'ala :
Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang." Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?" Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim”(QS. Al Baqarah:246)
Ayat diatas menunjukkan bahwasanya seorang nabi dari nabi-nabi Bani Israil mendapatkan wahyu dari Allah subhaana wa ta'ala berupa perintah untuk berperang kepada kaumnya, dan tidaklah kaumnya tersebut mengetahui isi wahyu yang diturunkan kepada nabi tersebut kecuali dengan jalan menyampaikan wahyu yang ia dapatkan.
Jumlah nabi dan rasul
Allah subhaana wa ta'ala dengan hikmah-Nya telah mengutus pada setiap kaum seorang nabi,-kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam karena beliau diutus untuk seluruh ummat-, dan tidaklah Allah subhaana wa ta'ala mengadzab suatu kaum kecuali telah di datangkan sebelumnya hujjah (penjelasan) melalui seorang nabi, Allah subhaana wa ta'ala berfirman :
“…Dan Kami tidak akan meng`azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”.(QS. Al Isra’:15)
Allah subhaana wa ta'ala telah menyebutkan beberapa nabi dan rasul di dalam Al Qur’an sebanyak 25 orang di banyak ayat, namun hal tersebut bukanlah batasan jumlah nabi dan rasul yang pernah diutus dipermukaan bumi ini, bahkan Allah subhaana wa ta'ala telah mengutus nabi dan rasul dalam jumlah yang banyak, sebagaimana yang diisyaratkan dalam Al Qur’an, Allah subhaana wa ta'ala berfirman :
“…Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan”.(QS. Fathir:24)
dan di dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menyebutkan secara jelas jumlah para nabi dan rasul, diriwayatkan oleh Abu Dzar radhiyallahu 'anhu ia berkata :
“Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berapakah jumlah para rasul?”, beliau bersabda :”Lebih dari tiga ratus orang dan itu merupakan jumlah yang banyak” (HR. Ahmad)
Diriwayat lain Abu Dzar berkata :
”Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berapakah jumlah para nabi ? Beliau bersabda : “Seratus dua puluh empat ribu, dan tiga ratus lima belas orang diantaranya adalah para rasul, hal itu merupakan jumlah yang banyak” (HR. Ahmad)
Banyaknya jumlah nabi dan rasul ini menunjukkan bahwasanya para nabi dan rasul yang di ketahui namanya hanya sedikit padahal masih terdapat lebih banyak lagi para nabi dan rasul yang tidak diketahui namanya, hal ini telah diisyaratkan di dalam Al Qur’an di banyak ayat, diantaranya firman Allah subhaana wa ta'ala :
Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu.”.(QS. An Nisaa’:164)
Dan diayat lainnya Allah subhaana wa ta'ala berfirman :
"Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.”(QS. Gafir:78)
0Awesome Comments!