"Apabila seseorang berkata kepada saudaranya: "Wahai Kafir, maka perkataan itu akan kembali kepada salah satu diantara keduanya" (HR. Bukhari dan Muslim)
Termasuk hal yang disyariatkan kepada para pengajak kepada kebenaran dan penuntut ilmu, jika ada yang mereka permasalahkan dari perkataan ulama atau selain mereka, agar kembali kepada ulama-ulama yang mu'tabar (diakui keilmuannya), bertanya kepada mereka tentang masalah tersebut agar mereka menjelaskan secara jelas permasalahannya dan menempatkan pada hakikatnya (tempat yang sebenarnya) serta menghilangkan pada jiwa mereka keraguan dan syubhat, dan ini merupakan pengamalan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat An Nisaa : 83 :
#sŒÎ)ur öNèduä!%y` ÖøBr& z`ÏiB Ç`øBF{$# Írr& Å$öqy‚ø9$# (#qãã#sŒr& ¾ÏmÎ/ ( öqs9ur çnr–Šu‘ ’n<Î) ÉAqß™§9$# #†n<Î)ur ’Í<'ré& ÌøBF{$# öNåk÷]ÏB çmyJÎ=yès9 tûïÏ%©!$# ¼çmtRqäÜÎ7/ZoKó¡o„ öNåk÷]ÏB 3 Ÿwöqs9ur ã@ôÒsù «!$# öNà6øŠn=tã ¼çmçGuH÷qu‘ur ÞOçF÷èt6¨?]w z`»sÜøŠ¤±9$# žwÎ) WxŠÎ=s% ÇÑÌÈ
"Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)". (QS. An Nisaa : 83)
Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memperbaiki keadaan seluruh kaum muslimin, menyatukan hati-hati mereka di atas dasar taqwa, memberikan taufiq kepada seluruh ulama kaum muslimin dan para du'aat yang mengajak kepada kebenaran sesuai dengan apa yang diridhoinya dan bermanfaat untuk hamba-hamba-Nya, menyatukan kalimat mereka di atas petunjuk, melindungi mereka dari sebab-sebab perpecahan dan ikhtilaf, menolong kebenaran dan merendahkan kebatilan, sesungguhnya Dialah penolong dan yang mampu melaksanakannya.
Maraji':
1. Majmu' Fataawa Wa Maqalaat Mutanawwi'ah, Syekh Abdul Aziz bin Abdillah bin Bazz 7 : 311 - 314
2. Al Fataawa Asy Syar'iyah Fi Al Masail Al Ashriyyah Min Fataawa 'Ulaamai Al Balad Al Haram hal. 338 - 341
Berkata Tabi'i Jalil Sa'id bin Musayyib رحمه الله: "Tiadalah seorang yang mulia alim dan memiliki keutamaan melainkan memiliki aib, namun diantara manusia ada yang tidak pantas disebut aib-aibnya" (Lihat Jami' Bayaanil 'Ilmi wa Fadhlihi 2:821)1. Majmu' Fataawa Wa Maqalaat Mutanawwi'ah, Syekh Abdul Aziz bin Abdillah bin Bazz 7 : 311 - 314
2. Al Fataawa Asy Syar'iyah Fi Al Masail Al Ashriyyah Min Fataawa 'Ulaamai Al Balad Al Haram hal. 338 - 341
Halaman 1 2 3
0Awesome Comments!